Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. . .
Selamat datang di blog saya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi anda ^_^

Minggu, 20 Maret 2011

NERVE CONDUCTION VELOCITY


A. Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaanneurologfik adalah suatu proses yang membutuhkan ketelitian dan pengalaman, yang terdiri dari sejumlah pemeriksaan pada fungsi yang sangat spesifik. Walaupun pemeriksaan neurologik sering terbatas pada pemeriksaan yang sederhana, namun hal ini penting diketahui oleh orang yang melakukan pemeriksaan, sehingga mampu untuk melakukan pemeriksaan neurologik dengan teliti dengan melihat riwayat penyakit dan keadaan fisik lainnya.
Otak dan medulla spinalis tidak dapat dilihat, diperkusi, dipalpasi dan diauskultasi secara langsung seperti system lain pada tubuh. Pemeriksaan neurologik dibagi menjadi lima komponen : fungsi serebral, saraf-saraf cranial, system motorik, system sensorik dan status refleks. Segi lain dari pemeriksaan fisik, yaitu pemeriksaan neurologik yang dilakukan melalui rangkaian logis dan diikuti dari tingkat yang lebih dari fungsi kortikal kearah sebuah penentuan integritas saraf-saraf periferal.
Banyak fungsi neurologik pasien dikaji selama pengkajian riwayat dan pengkajian fisik rutin. Salah satunya adalah mempelajari banyak tentang pola bicara, status mental, gaya berjalan, cara berdiri, kekuatan motorik dan kordinasinya. Aktivitas yang sederhana yang dapat memberikan informasi banyak bagi orang yang melakukan pengkajian adalah pada saatberjabat tangan dengan pasien.


B. Pemeriksaan Konduksi Saraf
Pemeriksaan konduksi saraf dapat dilakukan dengan menstimulasi saraf perifer pada titik-titik yang luas, sepanjalng jalan perifer dan merekam potensial aksi otot atau potensial aksisensori yang dihasilkan. Permukaan atau jarum elektroda ditempatkan pada kulit berakhir pada saraf untuk menstimulasi serabut-serabut saraf . Uji ini digunakan dalam pemeriksaan saraf dengan neuropati.

C. Kecepatan Penjalaran Pada Serat Saraf
Kecepatan penjalaran pada serat saraf bervariasi dari 0,25 m/detik pada serat tak bermielin yang sangat kecil sampai sebesar 100 m/detik. (panjang lapangan sepak bola dalam satu detik) pada serat sarafbermielin yang sangat besar. Pada serat saraf bermielin , kecepatan meningkat kira-kira sesuai dengan diameter serat, dan pada serat yang tidak bermielin , sesuai dengan akar kuadrat diameter serat.

D. Perangsangan – Proses Pencetusan Potensial Aksi.
Pada dasarnya setiap faktor yang menyebabkan ion natrium mulai berdifusi kedalam melalui membran dalam jumlah yang cukup banyak akan menimbulkan pembukaan regeneratif saluran natrium secra otomatis.Hal ini dapat merupakan akibat dari gangguan mekanis sederhana pada membran, pengaruh kimia pada membran atau adanya aliran listrik diseluruh membran. Semua faktor ini dipakai pada berbagai titik dalam tubuh untuk menimbulkan potensial aksi saraf atau otot.



E. Perangsangan Serat Saraf Oleh Muatan Negatif Dari Elektroda
Cara yang biasa digunakan untuk merangsang saraf atau otot dalam laboratorium percobaan adalah memberi listrikpada permukaan saraf atau otot diseluruh kedua elektroda kecil, yang salah satunya bermuatan negatif dan yang lainnya bermuatan positif. Bila hal ini terjadi, kita temukan bahwa membran yang mudah dirangsang menjadi mudah terangsang pada elektroda negatif.
Penyabab dari pengaruh ini adalah sebagai berikut : Ingatlahbahwa potensial aksi ditimbulkan oleh terbukanya saluran natrium bergerbang voltase. Selanjutnya saluran ini dibuka oleh penurunan voltase listrik yang melintasi membran. Artinya aliran negatif yang berasal dari elektroda akanmengurangi voltase disisi luar membran menjadi nilai negatif yang mendekati voltase pada potensial negatif disisi dalam serat. Hal ini akan menurunkan voltase listrik yang melintasi membran dan meudahkan pembukaan saluran natrium, sehingga menimbulkan potensial aksi. Sebaliknya pada anoda , masuknya muatan listrik pada sisi luar membran saraf akan meningkatan perbedaan voltase yang melintasi membran dan bukan menurunkannya. Hal ini akan menyebabkan keadaan hiperpolarisasi yang akan menurunkan perangsangan serat dan bukan menimbulkan potensial aksi.

F. Kecepatan Hantar Saraf (KHS) = Nerve Conduction Velocity
Pemeriksaan KHS ini mencakup 2 hal, yaitu :
1. Kecepatan Hantar Sarf Tepi (KHST) motorik dan sensorik.
Saraf tepi tang diperiksa adalah saraf tepi pada bvagian lengan dan tungkai, yaitu Nervus Ulnaris dan Nervus Medianus pada lengan dan Nervus Tibialis dan NervusProneus pada tungkai.
Pada pemeriksaan KHST motorik, maka electrode perangsang kita tempatkan dititik proksimal, sedangkan elektroda pencatat kita tempatkan dititik distal dan saraf yang hendak kita periksa.
Pada pemeriksaan KHST sensorik kita lakukan sebaliknya, yaitu elektroda peransang kita tempatkan pada titik distal dan elektroda pencatat pada titik yang proksimal.
Kedua elektroda tersebut dihubungkan dengan osilograf katoda sedemikian rupa sehingga artefak mulai dan tibanya stimulus “Evolued Potential” dapat direkam dengan baik. Masa diantara artefak dan tibanya stimulus “Evolued Potential” itu dinamai masa laten.

Jarak antara elektroda perangsang dan elektroda pencatatat.
KHST =
Masa laten.


KHST yang normal bagi :
☺ Nervus Ulnaris adalah : 47 – 72 m/detik
☺ Nervus Medianus adalah : 46 – 72 m/detik
☺ Nervus Proneus adalah : 42 – 63 m/detik
☺ Nervus Tibialis adalah : 40 – 67 m/detik

Bila lesi hanya mengenai satu saraf saja disatu sisi (misalnya mengenai Nervus Medianus pada “Carpal Tunnel Syndrom” di tangan kanan) maka KHST dapat ditetapkan pada Nervus Medianus pada tangan kanan dankiri, kemudian membandingkan gambaran yang diperoleh . Dalam contoh tadi sudah pasti KHST pada Nervus Medianus kanan adalah lebih kecil daripada KHST Nervus Medianus kiri, artinya masa laten pada rekamanyang diperoleh pada tangan kanan adalah lebih besar daripada masa laten direkaman tangan kiri.
2. Evoted Cerebral Potential
Pada pemeriksaan ini perekaman kulit dirangsang pada satu tempat tertentu. Setelah suatu masa laten tertentu, Perangsangan ini akan menimbulkan reaksi potensial pada permukaan otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar