Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. . .
Selamat datang di blog saya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi anda ^_^

Kamis, 29 Agustus 2013

ULTRASOUND THERAPY

DEFINISI : suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz

TUJUAN : Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen jaringan

CARA KERJA :
Sebelum Terapi : 1. Memberikan penjelasan kepada pasien
2. Menentukan daerah yang akan diterapi
3. Tes sensibilitas
4. Bersihkan dengan alkohol atau sabun
5. Terapi memutuskan metode yang akan digunakan
6. Mengatur posisi senyaman mungkin
7. Rambut yang terlalu lebat sebaiknya dicukur

Selama Terapi : 1. Terapis menyetel alat yang akan digunakan
2. Alat didekatkan ke daerah yang akan diterapi
3. Tentukan lama terapi, frekuensi dan intensitas
4. Treatment harus selalu dinamis dan ritmis

Sesudah Terapi : 1. Terhadap alat : Mesin dimatikan dan semua tombol dalam posisi nol, bersihkan transduser dengan alkohol 70 % dan dilap sampai kering.
2. Terhadap Pasien : Treatment harus subjektif atau objektif.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) DEFIBRILASI

DEFINISI :

Defibrilasi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu yang singkat secara asinkron.
Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir.


TUJUAN :

Defibrilasi harus dilakukan sedini mungkin dengan alasan :
1. Irama yang didapat pada permulaan henti jantung umumnya adalah ventrikel fibrilasi (VF)
2. Pengobatan yang paling efektif untuk ventrikel fibrilasi adalah defibrilasi.
3. Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang kemungkinan keberhasilannya.
4. Ventrikel fibrilasi cenderung untuk berubah menjadi asistol dalam waktu beberapa menit.


PROSEDUR KERJA :

1. Nyalakan defibrilator
2. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol energi
3. Paddle diberi jeli secukupnya.
4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.
5. Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.
6. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh :
"Enerji siap "
"Saya siap "
"Tim lain siap"
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi, pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama seperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.