Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. . .
Selamat datang di blog saya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi anda ^_^

Minggu, 31 Juli 2011

Seputar Kolesterol

Dalam tubuh terdapat lemak yang terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus dicegah agar tetap dalam keadaan normal. Berikut beberapa tips agar Anda dapat mengontrol kolesterol dalam darah.

Tips Mengendalikan Kolesterol
Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan kolesterol Anda:
• Diet
Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kolesterol. Misalnya dengan mengkonsumsi susu tanpa lemak dan mengurangi konsumsi daging. Pilihlah makanan dengan kandungan lemak tak jenuh daripada kandungan lemak jenuh. Minyak yang digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang dapat meningkatkan kadar kolesterol, maka ada baiknya Anda mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.
• Konsumsi makanan berserat
Lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Jenis makanan ini dapat menyerap kolesterol yang ada dalam darah dan mengeluarkannya dari tubuh.
• Konsumsi antioksidan
Antioksidan banyak terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk, strawbery, pepaya, wortel, atau labu. Mengkonsumsi bawang putih secara teratur juga dapat menurunkan kadar kolesterol.
• Hindari alkohol dan merokok
Dengan merokok atau mengkonsumsi alkohol, kolesterol akan mudah menumpuk dalam aliran darah.
• Olahraga
Berolahraga secara teratur sesuai dengan umur dan kemampuan. Jaga agar berat tubuh Anda tetap ideal.

Jumat, 22 Juli 2011

Info Ibu Menyusui


Mulailah menyusui sedini mungkin meski ASI belum keluar. Jangan cemas bayi Anda tak akan mendapat makanan yang diperlukannya. Cadangan ASI akan sesuai dengan kebutuhan bayi. Lagipula, kebutuhan bayi baru lahir terhadap makanan pada satu kali waktu makan, masih sangat sedikit. Sebab, lambungnya tak dapat menerima banyak makanan. Sejumlah kecil kolostrum (susu awal) yang diproduksi ASI sudah tepat untuk kebutuhannya.

Gunakan saat pertama menyusui untuk membiasakan diri dengan teknik menyusui daripada sekadar untuk memenuhi perut bayi, meski Anda juga perlu memastikan bayi Anda tak kelaparan sementara kalian saling belajar.

Pada hari pertama menyusui, tiap kali Anda menyusui, susui tak lebih dari 5 menit di setiap sisi. Lalu 10 menit pada hari kedua dan 15 menit atau lebih pada hari ketiga. Tapi ini bukan patokan baku. Sejumlah ahli setuju, sejak awal bayi boleh menyusu selama ia suka.

Setelah susu mengalir, susui selama 10 menit pada payudara pertama, dan selama bayi suka pada payudara kedua, lalu pindahkan kembali pada payudara pertama bila bayi tampaknya masih lapar setelah mengosongkan payudara kedua.

Sampai akhir usia 3 bulan, bayi belum perlu makanan tambahan, jika produksi ASI mencukupi. Penting diketahui, banyak-sedikitnya ASI yang keluar, tergantung pada rangsangan bayi. Jadi, payudara pasti memproduksi susu sedikit bila bayi jarang menyusu. Sebaliknya, jika bayi sering menyusu ASI, produksi ASI pun meningkat.

Berapa lama Anda akan memberinya ASI merupakan keputusan pribadi Anda. Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif selama 4 bulan. Akan lebih baik lagi jika sampai bayi usia 2 tahun. Kapan pun Anda memutuskan berhenti menyusui ASI, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda.

Info Ibu Hamil


“ Ibu hamil tidak boleh benci, sebal, dan marah-marah memang ada baiknya karena semua itu dapat berdampak negatif bagi dirinya sendiri, seperti stres, pusing, dan tekanan darah naik.” Tapi kalau si jabang bayi jadi mirip orang yang dibenci, tentu itu tidak benar dan tidak ada hubungannya sama sekali. Yang ini jelas hanya mitos. Namun, bukan berarti ibu hamil lantas boleh melakukan semua hal. Selama kehamilan memang ada pantangan bagi ibu.

Adapun pantangan ibu hamil :
PANTANGAN DI TRIMESTER I
 Tidak terbentur atau terjatuh karena bisa mengakibatkan keguguran.
 Tidak melakukan olahraga berat, seperti lari, aerobik high impact atau angkat beban.
 Menunda bepergian jauh untuk sementara, terlebih bila harus melakukan perjalanan udara. Di usia kehamilan 1-3 bulan, ibu masih memerlukan kekuatan ekstra untuk mensuplai segala sesuatu yang penting bagi pertumbuhan janin. Kecapekan dapat membuat suplai nutrisi, energi, hingga oksigen ke calon bayi terhambat.
 Hindari minum obat dan jamu kecuali dalam pengawasan dokter. Jangan lupa, janin amat rentan terhadap pengaruh obat-obatan yang bersifat teratogen (zat kimia yang dapat menimbulkan kelainan perkembangan pada janin).
 Hindari pakaian ketat yang tidak lentur. Pakaian longgar atau elastis merupakan pilihan yang lebih baik karena tidak akan mengganggu perkembangan janin. Sama halnya dengan bra, kenakanlah bra yang nyaman.
 Untuk sementara jangan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gas sebab bisa membuat ketidaknyamanan pada ibu hamil. Bahkan pada kasus tertentu bisa berakibat fatal.
 Hubungan suami istri tetap boleh dilakukan kecuali bila dokter melarang atau dari kacamata medis hubungan intim dapat membahayakan ibu ataupun janin.

PANTANGAN DI TRIMESTER II DAN III
 Di trimester dua, kehamilan relatif aman. Sekalipun begitu ibu tetap wajib menjaga kandungannya dengan selalu menghindari stres, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat atau melaksanakan kegiatan yang dapat menimbulkan risiko cedera. Sementara di trimester ke-3 karena yang sering menjadi kekhawatiran adalah cepatnya peningkatan berat badan ibu, maka beberapa pantangan yang berkaitan dengan pola makan berlaku di sini. Umpamanya, kurangi makanan yang mengandung garam karena berpotensi meningkatkan tensi darah dan protein pada urin. Juga jaga agar peningkatan BB tidak lebih dari 2 kg dalam sebulan untuk menghindari keracunan kehamilan (preeklamsia).
 Tingkatkan asupan buah-buahan dan sayur yang bermanfaat bagi janin dan air ketuban. Makanan bergizi seperti itu juga baik untuk memperlancar BAB dan menghindari sembelit yang biasa dialami ibu hamil trimester akhir. Cukupi kebutuhan minum dengan mengonsumi cairan 8 gelas sehari. Tak perlu khawatir jika jadi sering BAK, karena di kehamilan besar hal ini wajar saja. Yang penting, rasa kebelet pipis tersebut jangan ditahan-tahan sebab bisa memicu terjadinya infeksi saluran kencing. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai perut ibu terbentur atau ibu terjatuh. Ini penting diperhatikan karena di kehamilan tua, perut akan semakin membuncit dan membuat gerakan ibu semakin tidak “lincah. Di trimester akhir ini, perhatikan organ intim yang akan menjadi jalan lahir bayi dengan lebih saksama. Pada saat kehamilan, ibu rentan menderita keputihan. Sebagai pencegahan, upayakan organ intim selalu bersih dan tidak lembap. Sering-seringlah mengganti celana dalam. LEBIH SERING LEBIH BAIK.
 Selama hamil ini, aku suka banget makan buah, tapi kadang bingung yang baik itu buah apa ya? jelas kalau durian & nanas tidak boleh banyak-banyak. Buah apa saja yang boleh banyak dikonsumsi? Semua buah baik dan bervitamin, asalkan kita tahu ukurannya. Seperti buah nanas kalau kita makan terlalu banyak maka nanas dalam lambung akan ” ber-reaksi membuat soda + asam ” jadi bisa ditebak kalau kita konsumsi terlalu banyak seperti satu buah nanas kita habiskan, maka perut terasa kembung akibat soda asam dalam lambung bereaksi, akhirnya yang terjadi kita diare – muntah2 dan perut menjadi kram. Sedangkan buah-buahan seperti durian, nangka dan cempedak akan ” ber-reaksi kearah alkohol ”akibatnya perut kita akan terasa panas sekali dan akhirnya muntah2 dan diare. Sebab itu kalau kita sedang hamil, maka sebaiknya super hati-hati dengan buah-buahan sesuai dengan habitatnya.



Jenis buah apa saja yang dianjurkan untuk ibu hamil :
 buah tomat
 pepaya, semua pepaya kaya akan vitamin C
 mangga
 jeruk manis
 jeruk bali
 pisang, buah pisang kaya akan kalsium
 dan masih banyak lagi buah2-an yg lain, seperti rambutan, semangka, bangkoang, manggis, sawo dll
Selama kehamilan coba super hati2 dengan buah ” salak ”, karena ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yg tidak mengakibatkan ” kontipasi – sulit BAB ”


Bagi anda yang sedang hamil, sebaiknya menjaga pola makan anda. Ini untuk menjaga kesehatan bagi si janin. Adapun makanan yang harus anda hindari yaitu :
 Makanan mentah atau setengah matang. Makanan ini sangat besar kemungkinannya terdapat bakteri atau kuman penyakit. Adapun bakteri tersebut yaitu bakteri Listeria (mengakibatkan keguguran atau janin meninggal dalam kandungan), bakteri Salmonella (memicu keguguran), parasit Toksoplasma (janin berkondisi abnormal), serta bakteri E. coli (merusak usus dan ginjal).
 Seafood, bukan berarti ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi makanan dari laut. Karena makanan dari laut banyak mengandung omega 3 yang sangat membantu bagi kecerdasan anak. Seafood disini merupakan seafood yang mengandung merkuri dengan kadar tinggi.
 Kafein dan teh herbal, kafein bisa ’menembus’ plasenta, sehingga akan memengaruhi detak jantung serta sistem pernapasan janin. Bahkan, beberapa studi menyebutkan, minum kopi secara berlebihan erat kaitannya dengan rendahnya berat badan lahir bayi dan meningkatkan risiko mengalami keguguran dan janin meninggal saat lahir. Teh herbal yang diramu dengan daun raspberry atau rosemary, sebab bisa memicu terjadinya kontraksi.
 Keju lunak dan susu mentah. Keju lunak seperti keju Brie, Camembert, Feta, Blue Cheese, dan Roquefort (kecuali pada label tertera dibuat dari susu yang telah dipasteurisasi). Dipasteurisasi yaitu dipanaskan sampai suhu 60°C selama 30 menit untuk membunuh bakteri.

REFLEKS PATOLOGIS


 Babinsky
Cara : penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior.
Respon : ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya

 Chadock
Cara : penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari posterior ke anterior.
Respon : seperti babinsky

 Oppenheim
Cara : pengurutan krista anterior tibia dari proksiml ke distal.
Respon : seperti babinsky

 Gordon
Cara : penekanan betis secara keras.
Respon : seperti babinsky

 Schaefer
Cara : memencet tendon achilles secara keras
Respon : seperti babinsky

 Gonda
Cara : penekukan (plantar fleksi) maksimal jari kaki ke-4
Respon : seperti babinsky

 Stransky
Cara : penekukan (lateral) jari kaki ke-5
Respon : seperti babinsky

 Rossolimo
Cara : pengetukan pada telapak kaki
Respon : fleksi jari-jari kaki pada sendi interfalangeal

 Mendel-Beckhterew
Cara : pengetukan dorsum pedis pada daerah os coboideum
Respon : seperti rossolimo

 Hoffman
Cara : goresan pada kuku jari tengah pasien
Respon : ibu jari, telunjuk dan jari lainnya fleksi

 Trommer
Cara : colekan pada ujung jari tengah pasien
Respon : seperti hoffman

 Leri
Cara : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan, sikap lengen diluruskan dengan bgian ventral menghadap ke atas
Respon : tidak terjadi fleksi di sendi siku

 Mayer
Cara : fleksi maksimal jari tengah pasien ke arah telapk tangan
Respon : tidak terjadi oposisi ibu jari

Senin, 18 Juli 2011

SEHAT SAKIT DAN MASALAH KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang – kadang bisa dicegah atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEHAT
Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan rangkaian proses yang berjalan terus menerus dalam kehidupan masyarakat.
Secara sederhana konsep sehat – sakit dapat dianggap bergerak dari suatu titik sehat ke titik sakit melalui suatu garis horizontal, ataupun sebagai suatu variabel kontinu.
Sebagai ilustrasinya, digambarkan sebagai berikut :
>> (*)
Konsep sederhana ini kemudian mengalami perkembangan yang begitu pesat searah dengan tuntutan kemajuan iptek dan perkembangan sosial budaya masyarakat. Karena itu, misalnya sehat yang dulu dapat dijelaskan hanya sekadar dengan menyatakannya dengan “tidak sakit” menjadi suatu hal yang sulit dimengerti. Demikian juga pertanyaan mengapa terjadi sakit, tidaklah menjadi suatu pertanyaan yang mudah dijawab atau hanya mempunyai satu jawaban tunggal. Hal itu ditandai dengan berkembangnya konsep sakit yang semula single-kausa menjadi multi-kausa. Selain itu, berkembang pula teori yang memandang sehat sebagai suatu variabel kontinu.

B. SAKIT DAN PENYAKIT
1. Keterpaparan dan Kerentanan
Terjadinya penyakit dapat dikatakan sebagai hasil interaksi antara faktor penjamu dengan faktor agen. Untuk terjadi perubahan, faktor agen memapar (melakukan pemaparan) terhadap penjamu, dan faktor penjamu sendiri menjadi peka sakit tergantung kepada kerentanannya.
Perubahan status sehat ke status sakit berkaitan dengan hasil keterpaparan yang dilakukan oleh agen, dan kerentanan tubuh manusia dalam menghadapi keterpaparan itu.
Tabel 3.1
Hubungan Interkasi Antara Kerentanan Penjamu
Dan Pemaparan Agen
Penjamu dan Agen Keterpaparan (oleh agen)
Ya Tidak
Kerentanan (dari penjamu) Ya Sakit Sehat
Tidak Sehat Sakit

Untuk menderita sakit seorang harus mengalami keterpaparan dan rentan/peka terhadap keterpaparan itu. Konsep ini sekaligus memberikan gambaran bahwa untuk mencegah penyakit dapat dilakukan dengan dua cara utama :
a. Menghindari keterpaparan. Misalnya memberikan desinfektan.
b. Menurunkan kerentanan penjamu sehingga menjadi lebih tahan terhadap gangguan. Misalnya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan imunisasi.

2. Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit
Penyakit merupakan salah satu bentuk gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya penyakit didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dari Yang Maha Pencipta. Hingga saat ini masih banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang menganut konsep tersebut. Di lain pihak, masih ada gangguan kesehatan/penyakit yang belum jelas penyebabnya maupun proses kejadiannya.
Pada masa berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca dan lain sebagainya. Namun demikian, dalam teori ini tidak dijelaskan faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit, terlebih tidak dijelaskan bagaimana faktor lingkungan itu dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
Kemudian berkembanglah teori terjadinya penyakit berdasarkan sisa – sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya. Teori ini berkembang terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah kepada kebersihan lingkungan terhadap peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang dikira karena sisa – sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada dirawa – rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori ini.
Akhirnya pada abad – abad selanjutnya terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep penyakit yang bermula dari didapatkannya mikroskop. Konsep penyakit mulai mengacu kepada adanya peranan jasad renik, perkembangan selanjutnya mengantar para ahli kearah yang lebih maju, sehingga selain jasad renik, disusul pula dengan teori imunitas dan hormonal yang semakin berkembang pada saat ini. Manusia mulai optimis dalam menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, pemberian imunitas (kekebalan) dan semacamnya.
Ternyata kemudian setelah penyakit menular mulai dapat diatasi pada negara – negara maju, muncullah masalah baru dengan munculnya penyakit tidak menular yang unsur dan faktor penyebabnya banyak berkaitan dengan berbagai faktor seperti faal tubuh, proses degenerasi, faktor genetika dan berbagai faktor lainnya yang sangat berkaitan satu sama lain. Gambaran ini diperoleh dari berbagai pengamatan epidemiologi terhadap berbagai jenis penyakit tersebut.
Dewasa ini semakin disadari dan dianut teori bahwa faktor penyebab penyakit tidak dapat dilepaskan dengan adanya berbagai faktor yang saling berkaitan dan berperan dalam proses terjadinya penyakit. Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab itu dan jika faktor itu dapat mengalahkan kemampuan faal tubuh manusia maka seseorang menjadi jatuh sakit.
Ketika sedang merajalelanya penyakit infeksi kausa bakteri di dunia, Robert Kock (1843-1910) memperkenalkan suatu postulat dalam menunjuk suatu kuman sebagai penyebab penyakit yang terdiri dari lima syarat, yaitu :
1. Organisme ditemukan pada semua kasus (dimana mungkin karena agen necessary).
2. Organisme diisolasi dari pasien dan dapat tumbuh pada kultur murni.
3. Penyakit berkembang jika kultur murni diinokulasi kedalam binatang yang peka.
4. Kuman dapat ditemukan pada binatang yang mati.
5. Kuman tidak terdapat sebagai non-pathologenic organisme jika penyakit tidak ada.

3. Hubungan Penyebab Dan Penyakit
Dalam epidemiologi, penyebab penyakit perlu diketahui dengan maksud untuk mengetahui proses terjadinya penyakit dan untuk berupaya mencegah beraksinya faktor penyebab itu. Dilihat dari segi epidemiologis, kejadian penyakit umumnya berkaitan dengan sejumlah penyebab. Sebaliknya, satu penyebab dapat juga menyebabkan beberapa penyakit.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya suatu penyakit dapat menciptakan suatu model yang disebut Jaringan Kausa (web of causation). Karena bentuknya seperti jaringan sarang laba-laba, jaringan ini disebut juga jaringan kausal sarang laba-laba.
Jaringan kausa yang rumit ini tentu mengakibatkan sulitnya menentukan yang mana penyebab utama atau penyebab langsung dari penyakit. Namun jika suatu penyakit atau masalah kesehatan mempunyai beberapa kemungkinan penyebab berarti masalah itu dapat “diserang” dengan upaya pencegahan dari berbagai arah. Jika satu serangan gagal, serangan lain mungkin berhasil dan memberikan keberhasilan memutus sarang laba-laba sang penyakit.

4. Model Hubungan Kausal
Hubungan antara faktor kausa dan penyakit dapat mempunyai beberpa bentuk (Dever, 20-21) :
a. Single Cause / Single Effect Model
b. Multiple Cause / Single Effect Model
c. Multiple Cause / Multiple Effect Model
Dari ketiga model ini, epidemiologi cenderung menganut model ketiga yang sesuai dengan konsep multikausa. Berbagai contoh dari model multi-kausal pada beberapa penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat ditahun 1977 (Dever, 177). Dikemukan bahwa penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dengan faktor-faktor kausa yang meliputi merokok, hipertensi, diabetes, stres dan riwayat keluarga.

5. Beberapa Istilah Kausa
Beberapa istilah lain yang perlu juga diketahui dalam hubungannya dengan kausa :
a. Kausa mutlak yaitu suatu penyebab yang pasti akan menimbulkan suatu penyakit tertentu.
b. Kausa esensial yaitu kausa yang harus ada untuk memungkinkan terjadinya suatu penyakit.
c. Kausa sufisien yaitu kausa umumnya beberapa kausa yang secara bersama-sama saling mencukupi untuk menyebabkan penyakit.

6. Faktor Agen Penyakit
Dalam rantai epidemiologi suatu penyakit, faktor penyebab itu lebih dikenal sebagai faktor agen yang dapat meliputi faktor-faktor berikut ini :
a. Faktor biologis
1) Bakteri pada penyakit tuberkulosis dan sifilis.
2) Protozoa sebagai agen penyakit amebiasis dan malaria.
3) Fungi sebagai penyebab histoplasmosis.
4) Virus sebagai agen campak, mumps dan polio.
b. Faktor fisik, seperti radiasi, trauma.
c. Faktor kimiawi, seperti asbes, cobal.
d. Faktor sosial, seperti perilaku dan gaya hidup.
Dalam menyebabkan terjadinya penyakit faktor agen ini bisa sendiri – sendiri bahkan sering bersama faktor agen lainnya menimbulkan gangguan patologis pada organ tubuh manusia yang berlanjut dengan terjadinya penyakit tertentu.
C. MASALAH KESEHATAN
Luas masalah kesehatan bukanlah seluas suatu bidang yang sederhana dan sempit. Kesehatan dapat mencakup keadaan fisik, mental dan sosial. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 1947) menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja. (Kotak 3.1)
Dalam Undang – Undang no.9/1960 tentang Pokok – Pokok Kesehatan, Pasal 2 dinyatakan : Yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang – undang ini ialah yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dn sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Selanjutnya batasan kesehatan berkembang pada peraturan tentang pokok – pokok kesehatan berikutnya. Dalam Undang – Undang RI no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 1 dikatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kotak 3.1
Pengertian Sehat

Dengan demikian sehat mempunyai pengertian yang sangat luas, sehat fisik, sehat mental dan sehat sosial. Secara lebih jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan dapat meliputi 6D yakni (Fletcher, 4) :
1. Death (kematian)
2. Disease (penyakit)
3. Disability (kecatatan)
4. Discomfort (kekurang-nyamanan)
5. Dissatisfaction (kekurang-puasan)
6. Destitution (kemelaratan)
Liputan 6D ini mencakup masalah kesehatan dari aspek sosial ekonomi (destitution) sampai ke liang lahat (kematian). Perbedaan nilai dari masing – masing aspek ini kemudian akan menyebabkan perlu cara pendekatan tersendiri. Misalnya untuk masalah ekonomi memerlukan pendekatan ekonomi kesehatan (health economy). Ekonomi kesehatan akan banyak melihat masalah ekonomi dari status ekonomi masyarakat, khususnya masalah kemiskinan atau kesehatan pada kelompok orang/keluarga miskin. Jatuh miskin akan membawa resiko lebih tinggi untuk jatuh sakit, dan selanjutnya orang miskin yang sakit lebih susah berobat dan sembuh karena keterbatasan kemampuan ekonominya mendapatkan dan memakai pelayanan kesehatan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh peradaban manusia dan lingkungannya berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baru yang belum dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.

B. Saran
Perlunya sosialisasi ke masyarakat luas tentang konsep sehat sakit agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berkepanjangan teutama di daerah – daerah terpencil.